Selasa, 31 Mei 2011

jogjakarta Pasca Erupsi Merapi 2011

Tidak bisa dipungkiri bahwa adanya Gunung Berapi membuat tanah disekitarnya menjadi subur. Namun tak bisa dihindari, adanya Gunung Merapi juga bisa menimbulkan bencana, dan itulah yang terjadi dijogja beberapa waktu lalu.
Jogjakarta dilanda bencana yang sangat hebat, yaitu meletusnya Gunung Merapi yang terletak dibagian utara kota jogja ini. Menurut orang-orang tua, tidak terkecuali nenek saya, bahwa ini merupakan letusan Merapi yang paling besar dalam sejarahnya. Dimulai dengan jarak aman 5 km hingga 25 km. Memang setiap bencana menyisakan cerita yang amat pedih. Para warga yang rumahnya berada dibawah jarak aman, mereka telah mengungsi semua. Dimulai mengungsi di desa kelurahan setempathingga akhirnya mereka (para pengungsi) dipindah diStadion Maguwoharjo yang jaraknya sudah melebihi jarak amanMerapi yang ditetapkan. Gunung Merapi yang terkenal dengan Gunung paling aktif ini, terus menerus mengeluarkan awan panas dan material yang menjulang tinggi kelangit, menurut kabar yang saya dengar ketinggian Wudus Gembel (orang-orang jogja menyebutnya) mencapai 4 km. Keadaan seperti itu menjadikan kota jogja tertutup dengan debu Vulkanik yang sangat tebal hingga sangat mengganggu untuk beraktifitas. Semua orang pun diwajibkan memakai masker demi keamanan. Serentak sesaat Pasca Erupsi Merapi yang sangat dahsat itu, desa-desa disekitar Merapi bisa dibilang sebagai kota mati karena kosong tanpa berpenghuni yang telah ditinggal untuk menyelamatkan diri, aktifitas perekonomian pun serentak mati total. Semua hanya bisa berharap rumah dan harta benda mereka selamat dari terjangan awan panas Merapi. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar